Saturday, February 2, 2019

Ringkasan Hasil Seminar Sehari (Dauroh Fiqih Dakwah) Bersama Pengurus DKM PT. Musashi Auto Parts Indonesia




Defini Dakwah

Dakwah dapat dipahami melalui dua makna,yaitu makna secara Bahasa dan makna secara istilah.
Dakwah secara Bahasa berasal dari kata دع yang bermakna sebuah permintaan untuk melakukan suatu perkara. Seperti halnya mengajak seseorang untuk melaksanakan perintah shalat, puasa, zakat, dan lain-lainnya  yang bermakna sebagai bentuk permintaan agar orang tersebut mengerjakan amalan tersebut.
Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Qur’an tentang dakwah yang disampaikan oleh Nabi Musa -Alaihissalam- kepada keluarga Fir’aun. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
لَا جَرَمَ اَنَّمَا تَدۡعُوۡنَنِیۡۤ اِلَیۡہِ لَیۡسَ لَہٗ دَعۡوَۃٌ فِی الدُّنۡیَا وَ لَا فِی الۡاٰخِرَۃِ وَ اَنَّ مَرَدَّنَاۤ اِلَی اللّٰہِ وَ اَنَّ الۡمُسۡرِفِیۡنَ ہُمۡ اَصۡحٰبُ النَّارِ
“Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.” (QS. Ghafir:43)
Dakwah secara istilah memiliki berbagai macam istilah yang berbeda-beda. Maka secara garis besarnya istilah dakwah itu yaitu mengajak manusia menuju keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta menaati setiap perkara yang datang dari Rasulullah, dengan tetap berpegang teguh kepada tali agama yang benar dan beramal sesuai dengan apa yang datang darinya.
Sehingga dari istilah tersebut dapatlah kita pahami bahwa dakwah islam ini merupakan sebuah perkara yang mulia dan agung karena tujuannnya yang sangat menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan. Serta Dari dakwah ini pula telah melahirkan berbagai pengetahuan penting mengenai akhlak dan adab seorang dengan masyarakatnya, dengan menjadikan islam sebagai landasan yang sempurna serta berjalan di atas syariat-syariatNya.
Dakwah juga merupakan sebuah bentuk pemberitahuan maupun peringatan bagi seluruh umat manusia, karena di dalam dakwah ada hal yang menyangkut tentang ganjaran bagi yang melakukannya dan hukuman bagi yang meninggalkannya. Maka yang menjadi salah satu objek dalam dakwah ini yaitu mengajak kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. Ali Imran : 104)

Tauhid Adalah Inti Dakwah Seluruh Nabi Dan Rasul

Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
 Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dan keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang yang mati dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun membawa dosa yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia tidak akan selamat dan merugi selamanya
 Allah Ta’ala berfirman :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
 Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).
 Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa’: 48).
 Allah Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).

Penutup

Sudah seharusnya bagi setiap muslim mengetahui akan pentingnya menyebarkan dakwah islam ini, karena Allah Subahanahu Wata’ala telah memuliakan dakwah ini serta bagi mereka yang menyampaikannya memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.
Dakwah ini juga merupakan jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul serta para ulama dan orang=orang saleh terdahulu. Dakwah ini pada hakikatnya mengembalikan manusia kepada fitrah asalnya, yaitu untuk beriman serta taat kepada Allah, dengan cara berpegang teguh pada tali agama Islam serta tetap istiqomah dalam menjalankan setiap syariat-syariat dari Allah Azza wa Jalla.


@Cikarang, 25 Januari 2019
Peserta seminar : Toto Wahyudi & Dede Muslim

No comments:

Post a Comment

LAPORAN KAS DKM BULAN DESEMBER 2019