Defini
Dakwah
Dakwah dapat dipahami melalui dua
makna,yaitu makna secara Bahasa dan makna secara istilah.
Dakwah secara Bahasa berasal dari kata دع
yang bermakna sebuah permintaan untuk melakukan suatu perkara. Seperti halnya
mengajak seseorang untuk melaksanakan perintah shalat, puasa, zakat, dan
lain-lainnya yang bermakna sebagai
bentuk permintaan agar orang tersebut mengerjakan amalan tersebut.
Hal ini
sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Qur’an tentang dakwah yang
disampaikan oleh Nabi Musa -Alaihissalam- kepada keluarga Fir’aun. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
لَا
جَرَمَ اَنَّمَا تَدۡعُوۡنَنِیۡۤ اِلَیۡہِ لَیۡسَ لَہٗ دَعۡوَۃٌ فِی الدُّنۡیَا وَ
لَا فِی الۡاٰخِرَۃِ وَ اَنَّ مَرَدَّنَاۤ اِلَی اللّٰہِ وَ اَنَّ الۡمُسۡرِفِیۡنَ
ہُمۡ اَصۡحٰبُ النَّارِ
“Sudah
pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat
memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya
kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas,
mereka itulah penghuni neraka.” (QS. Ghafir:43)
Dakwah
secara istilah memiliki berbagai macam istilah yang berbeda-beda. Maka secara
garis besarnya istilah dakwah itu yaitu mengajak manusia menuju keimanan kepada
Allah Subhanahu Wata’ala, serta menaati setiap perkara yang datang dari
Rasulullah, dengan tetap berpegang teguh kepada tali agama yang benar dan
beramal sesuai dengan apa yang datang darinya.
Sehingga
dari istilah tersebut dapatlah kita pahami bahwa dakwah islam ini merupakan
sebuah perkara yang mulia dan agung karena tujuannnya yang sangat menjunjung
tinggi hak-hak kemanusiaan. Serta Dari dakwah ini pula telah melahirkan
berbagai pengetahuan penting mengenai akhlak dan adab seorang dengan
masyarakatnya, dengan menjadikan islam sebagai landasan yang sempurna serta
berjalan di atas syariat-syariatNya.
Dakwah juga
merupakan sebuah bentuk pemberitahuan maupun peringatan bagi seluruh umat
manusia, karena di dalam dakwah ada hal yang menyangkut tentang ganjaran bagi
yang melakukannya dan hukuman bagi yang meninggalkannya. Maka yang menjadi
salah satu objek dalam dakwah ini yaitu mengajak kepada yang ma’ruf serta
mencegah dari yang munkar.
Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. Ali Imran : 104)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. Ali Imran : 104)
Tauhid Adalah Inti Dakwah Seluruh Nabi Dan Rasul
Tauhid
secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan
huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti
dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita
jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul,
39).
Secara
istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai
satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh
Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa
banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat,
para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun
seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Allah
Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dan
keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang yang mati
dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun membawa dosa
yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia tidak
akan selamat dan merugi selamanya
Allah
Ta’ala berfirman :
فَمَنْ كَانَ
يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَدًا
“Maka barangsiapa yang mengharapkan
perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak
mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS.
Al Kahfi: 110).
Allah Ta’ala berfirman :
Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa’:
48).
Allah Ta’ala berfirman :
Allah Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا
فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).
Penutup
Sudah seharusnya bagi setiap muslim mengetahui akan
pentingnya menyebarkan dakwah islam ini, karena Allah Subahanahu Wata’ala telah
memuliakan dakwah ini serta bagi mereka yang menyampaikannya memiliki kedudukan
yang tinggi di sisi-Nya.
Dakwah ini juga merupakan jalan yang telah
ditempuh oleh para Nabi dan Rasul serta para ulama dan orang=orang saleh
terdahulu. Dakwah ini pada hakikatnya mengembalikan manusia kepada fitrah asalnya,
yaitu untuk beriman serta taat kepada Allah, dengan cara berpegang teguh pada
tali agama Islam serta tetap istiqomah dalam menjalankan setiap syariat-syariat
dari Allah Azza wa Jalla.
@Cikarang,
25 Januari 2019
Peserta
seminar : Toto Wahyudi & Dede Muslim
No comments:
Post a Comment