Monday, February 11, 2019

Agar Mendapat Bagian Kamar di Surga (RINGKASAN KHUTBAH JUM'AT)



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُاَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Segala puji kita panjatkan pada Allah atas berbagai macam nikmat yang telah Allah anugerahkan pada kita sekalian. Allah masih memberikan kita nikmat sehat, umur panjang. Juga lebih dari itu, kita masih diberikan nikmat iman dan Islam.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat, para tabi’in, serta para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita.

Mendapat Kamar Di Surga Allah

Sesungguhnya Allah menyediakan kamar-kamar yang sangat istimewa di dalam surga untuk orang-orang yang beriman dan senantiasa beramal shalih
Allah ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan,
(Surat Al-Ankabut, Ayat 58)

Yang menjadi pertanyaan bagi kita, amal shalih yang seperti apakah yang harus kita amalkan agar Allah menyediakan kamar yang istimewa untuk kita di surga?

Dari ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا 

“Sesungguhnya surga itu memiliki kamar. Sisi luarnya dapat dilihat dari dalam, begitu juga sisi dalamnya dapat dilihat dari luar."

:فقامَ أعرابيٌّ فقالَ: لمن هيَ يا رسولَ اللَّهِ؟ فقال
Kemudian seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, untuk siapakah kamar-kamar itu?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan orang lain, membiasakan puasa, dan suka melakukan shalat karena Allah di waktu malam ketika manusia tidur terlelap.” (HR. Tirmidzi no. 1984, dinilai hasan oleh Al-Albani.)

Amal-amal shalih yang hendak kita amalkan adalah:

1. Bertutur kata yang baik

Amalan yang pertama agar Allah menyediakan surga bagi kita yaitu bertutur kata yang baik, tidak ada perkataan yang keluar dari mulutnya kecuali yang baik, tidak ada kalimat yang terucap dari lisannya kecuali dzikrullah, orang yang mendengar ucapannya merasa tenang, orang yang berbicara dengannya merasa nyaman, tetangganya, temannya, saudaranya siapapun yang berbicara dengannya merasa bahagia tidak pernah terganggu.
Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah ta'ala kepada kita:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,
(Surat Al-Ahzab, Ayat 70)

Begitu pula yang disabdakan oleh Rasulullah:
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

2. Memberi makan

Sebagai seorang muslim hendaklah kita memperhatikan saudara-saudara kita yang membutuhkan, kita perhatikan saudara kita dari fakir miskin yang membutuhkan makan kita beri mereka makan denga seperti itu kita in syaa Allah termasuk orang yang akan mendapatkan kamar nanti di surga Allah bahkan Rasulullah juga pernah bersabda bahwa salah satu keistimewaan orang yang memberi makan adalah Allah akan menjadikan dia sebagai pewaris surga, Rasulullah bersabda:

 أطعِمُوا الطعامَ وأفشوا السلامَ تُورَثوا الجنان

"Berilah makan dan sebarkan salam maka engkau akan menjadi pewaris surga"

3. Membiasakan puasa

Di antara amalan yang hendaknya kita amalkan agar kita mendapatkan kamar di surga Allah adalah membiasakan berpuasa, baik itu puasa-puasa sunnah terlebih lagi puasa wajib, puasa di bulan ramadhan.

Amalan membiasakan puasa aadalah amalan yang sangat luar biasa pahalanya di sisi Allah, selain Allah sediakan kamar di surga baginya Allah juga telah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah bersabda:

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Qiyamullail

Di antara amal shalih yang dapat menjadikan kita sebagai penghuni kamar nanti di surga Allah adalah senantiasa menghidupkan malam kita, di saat orang lain tertidur pulas kita bangun bermunajat kepada Allah, berdzikir memohon ampunan dan meminta apa yang kita inginkan kepada Allah, melaksanakan sholat malam, kita sampaikan permohonan kita segala keluh kesah kita hanya kepada Allah ta'ala.
Allah ta'ala berfirman:

 وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
(Surat Al-Insan, Ayat 26)

LAPORAN KAS DKM BULAN FEBRUARI 2019


Saturday, February 2, 2019

Ringkasan Hasil Seminar Sehari (Dauroh Fiqih Dakwah) Bersama Pengurus DKM PT. Musashi Auto Parts Indonesia




Defini Dakwah

Dakwah dapat dipahami melalui dua makna,yaitu makna secara Bahasa dan makna secara istilah.
Dakwah secara Bahasa berasal dari kata دع yang bermakna sebuah permintaan untuk melakukan suatu perkara. Seperti halnya mengajak seseorang untuk melaksanakan perintah shalat, puasa, zakat, dan lain-lainnya  yang bermakna sebagai bentuk permintaan agar orang tersebut mengerjakan amalan tersebut.
Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al-Qur’an tentang dakwah yang disampaikan oleh Nabi Musa -Alaihissalam- kepada keluarga Fir’aun. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
لَا جَرَمَ اَنَّمَا تَدۡعُوۡنَنِیۡۤ اِلَیۡہِ لَیۡسَ لَہٗ دَعۡوَۃٌ فِی الدُّنۡیَا وَ لَا فِی الۡاٰخِرَۃِ وَ اَنَّ مَرَدَّنَاۤ اِلَی اللّٰہِ وَ اَنَّ الۡمُسۡرِفِیۡنَ ہُمۡ اَصۡحٰبُ النَّارِ
“Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.” (QS. Ghafir:43)
Dakwah secara istilah memiliki berbagai macam istilah yang berbeda-beda. Maka secara garis besarnya istilah dakwah itu yaitu mengajak manusia menuju keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta menaati setiap perkara yang datang dari Rasulullah, dengan tetap berpegang teguh kepada tali agama yang benar dan beramal sesuai dengan apa yang datang darinya.
Sehingga dari istilah tersebut dapatlah kita pahami bahwa dakwah islam ini merupakan sebuah perkara yang mulia dan agung karena tujuannnya yang sangat menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan. Serta Dari dakwah ini pula telah melahirkan berbagai pengetahuan penting mengenai akhlak dan adab seorang dengan masyarakatnya, dengan menjadikan islam sebagai landasan yang sempurna serta berjalan di atas syariat-syariatNya.
Dakwah juga merupakan sebuah bentuk pemberitahuan maupun peringatan bagi seluruh umat manusia, karena di dalam dakwah ada hal yang menyangkut tentang ganjaran bagi yang melakukannya dan hukuman bagi yang meninggalkannya. Maka yang menjadi salah satu objek dalam dakwah ini yaitu mengajak kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang munkar.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. Ali Imran : 104)

Tauhid Adalah Inti Dakwah Seluruh Nabi Dan Rasul

Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
 Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56).
Dan keselamatan seseorang di akhirat kelak ditentukan oleh tauhid. Orang yang mati dalam keadaan bertauhid, maka ia akan selamat di akhirat walaupun membawa dosa yang banyak. Adapun orang yang mati dalam keadaan musyrik, maka ia tidak akan selamat dan merugi selamanya
 Allah Ta’ala berfirman :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
 Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya” (QS. Al Kahfi: 110).
 Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (QS. An Nisa’: 48).
 Allah Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut’” (QS. An-Nahl: 36).

Penutup

Sudah seharusnya bagi setiap muslim mengetahui akan pentingnya menyebarkan dakwah islam ini, karena Allah Subahanahu Wata’ala telah memuliakan dakwah ini serta bagi mereka yang menyampaikannya memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya.
Dakwah ini juga merupakan jalan yang telah ditempuh oleh para Nabi dan Rasul serta para ulama dan orang=orang saleh terdahulu. Dakwah ini pada hakikatnya mengembalikan manusia kepada fitrah asalnya, yaitu untuk beriman serta taat kepada Allah, dengan cara berpegang teguh pada tali agama Islam serta tetap istiqomah dalam menjalankan setiap syariat-syariat dari Allah Azza wa Jalla.


@Cikarang, 25 Januari 2019
Peserta seminar : Toto Wahyudi & Dede Muslim

LAPORAN KAS DKM BULAN DESEMBER 2019